Kamis, 04 November 2010

GADIS SELOTIP

Kapan pertama kali kalian mendapat surat cinta? :)

Teng, teng, teng! Teeng! Teeeng!!

Jaman SD dulu, begitu mendengar lonceng tanda istirahat pasti langsung bersorak dan berhamburan ke luar kelas. Kalau aku, tujuanku satu: menyerbu satu-satunya kantin di SD negeri tempatku bersekolah saat itu.

Puas menyantap camilan, aku langsung kembali ke ruang kelas. Dan di sanalah aku tersentak, menganga, berdiri kaget bukan kepalang karena... oke, itu lebay... tapi memang di ruang kelas yang nyaris kosong itu--ada satu atau dua anak lelaki di pojok--, di dalam tas punggung transparan warna shocking pink (aku lupa pernah menyukai warna pink) yang kusimpan di kursiku lah, aku menemukan kertas putih bernuansa pink yang dilipat rapi daaaan... wangi!

Aku baru kelas 3 SD, dan itulah pertama kalinya aku mendapat surat cinta.

Terilhami memori ini, aku mengirim sms untuk my manfriend (the word "boy" does not appropriate for him, cause he is 5 years older than me. Later, I named him as Lelaki Corel). "Aa pernah dapet surat cinta ngga?" tanyaku. Dan jawaban lelakiku amat-sangat-super memuaskan, "Nggak pernah". Hehehe..

Malam itu juga kuputuskan membuat surat cinta pertama untuknya. Ide yang konyol dan childish. Tapi kurasa surat cinta adalah hadiah yang paling tepat untuk merayakan satu bulan hubungan kami. Surat berisi rangkuman perasaanku selama sebulan ke belakang. It supposed to be romantic and honest, right?

Tentu saja aku tidak mencontoh surat cinta pertama yang kuterima. Aku jelas tidak menggunakan kertas pink yang wangi semriwing, hanya kertas binder yang kupotong rapi pinggirannya. Aku juga membuat amplop sederhana dari kertas lipat origami, bukan beli jadi. Satu lembar tidak cukup, jadi kusambung dua-tiga kertas lipat dengan selotip. Kujadikan selotip bening itu sebagai ornamen penghias amplop buatan tanganku, kuatur agar kehadirannya tidak tampak janggal atau membuat amplopku terlihat tidak indah.

Aku sangat suka melihat ekspresi wajah aa saat menerima surat dariku. Jadilah tiap bulan aku selalu membuat surat cinta dan amplop selotip untuk aa. Sebagai balasannya, ia juga membuatkan surat cinta untukku tiap bulan. Ia memilih kertas karton dan bukan kertas origami untuk amplopnya. Dan ia tidak menggunakan selotip sebagai hiasan, tapi printed gambar berwarna biru, warna favorit kami. Gambar yang aku yakin, ia buat dengan menggunakan program CorelDRAW.

Kata dia, selotip itu ciri khasku. Si aku, perempuan yang sangat cerewet, mengaku simpel, berkemauan keras walau kadang malas, dalam beberapa kasus terbukti nekad, tapi mencoba berdamai dengan hidup dan kehidupan. From now on, just call me Gadis Selotip.. :)

Tidak ada komentar: