Sabtu, 19 Maret 2011

RE: MIMPI

Allahuakbar, ya Allah...

Barusan saya searching hadist tentang mahar, buka link ini-itu, dan saya malah menemukan hadist lain yang luar biasa bikin saya merinding. Bukan karena takut, lebih karena kagum dan nggak percaya.

Masih ingat soal mimpi saya? (baca di sini)

Sebetulnya kronologis mimpi saya di post itu belum lengkap. Ada beberapa hal yang tidak saya ceritakan karena saya bingung bagaimana menceritakannya. Saya juga takut cerita saya salah diartikan sebagai "sok tahu" atau dianggap melebih-lebihkan. Terutama karena ada beberapa detail yang tidak terlalu saya ingat di mimpi itu, dan ada hal-hal yang kurang saya pahami maksudnya. Ragu-ragu. Jadi saya putuskan untuk tidak menuliskan bagian itu. 

Pertama, dalam mimpi saya, saat saya berdiri di samping Rasulullah SAW (tidak sejajar. saya di belakang Beliau, karena ujung jari kaki saya sejajar dengan ujung tumit Rasul SAW), saya menyadari bahwa badan saya hanya sedikit lebih tinggi dari pinggang Rasulullah. Puncak kepala saya hanya mencapai siku lengan Beliau, dan kepala saya harus mendongak penuh untuk bisa melihat wajah Rasulullah (yang tetap tak terlihat karena mata saya silau terhalang cahaya matahari). Wallahu'alam...

Kedua, saat Siti Aisyah bersimpuh di hadapan makam Rasulullah SAW, bunga mawar yang ia pegang berubah layu dan kelopaknya luruh satu per satu. Seingat saya, dalam mimpi saya itu Siti Aisyah tersedu dan di kepala saya terdengar suaranya berkata, "Pada hari ini telah wafat ......... Rasulullah SAW". Saya tidak ingat bagian tengah kalimatnya, karena kurang jelas terdengar. Makanya tidak saya ceritakan dalam post sebelumnya. Namun setelah Siti Aisyah berkata seperti itu, suara khutbah Rasulullah tiba-tiba berhenti, dan orang-orang yang sebelumnya berkerumun di depan Rasulullah mendadak hilang. Hening.

Ketiga, sesaat sebelum mimpi itu buyar, saya sempat melihat tongkat tergeletak di atas makam Rasulullah. Warna putih perak, sekalipun saya tidak tahu tongkat itu terbuat dari apa, dan diukir dengan kalimat Laailaahaillallaah dalam huruf arab. Entah kenapa, saya (dalam mimpi) meyakini bahwa tongkat itu adalah milik Rasulullah. Dan saat saya berusaha meraih tongkat itu, saya terbangun, mimpi saya selesai. Wallahu'alam...

Saya menceritakan hal ini sekarang karena... entahlah... yang jelas pemicunya adalah hadist yang saya temukan di sini. Hadist yang diriwayatkan oleh At-Thabrani, dari Ummu Salamah ra bahwa pada saat hari wafatnya Aisyah ra berkata, "Pada hari ini telah wafat orang yang paling dicintai Rasulullah SAW". Mendapati kata-kata Siti Aisyah yang dikutip dalam hadist ini sama persis dengan yang ia ucapkan dalam mimpi saya, membuat saya yakin bahwa saya tidak salah mengingat mimpi saya.

Wallahu'alam..

Senin, 14 Maret 2011

H-26: IMUNISASI TT, DONE!!

Yaayy, kalau bukan karena ITU harus ya.

Kalau bukan karena ITU jadi salah satu persyaratan yang diminta KUA.

Kalau, dan kalau ITU bukan untuk kebaikan saya juga, nggaaaaaakk akan mau saya datang ke puskesmas trus DISUNTIK buat imunisasi TT..

-____-"

Yes, sodara-sodara... Saya takut sama yang namanya jarum suntik. Boro-boro sanggup ngebayangin itu jarum nusuk-nusuk kulit. Liatnya aja udah gemetaran, keluar keringet dingin. Hiks...

Modal nekad pokoknya mah, ditemenin Ibu. Haha, Ibu sampe bolos ngajar gara-gara nganter saya.. :p

Sebelumnya sempet ada yang bilang kalo suntik TT nih bagian dari KB terselubung. Tapi namanya rumor ya, belum tentu benar. Cuma saya masih nggak ngerti aja, kenapa coba capeng perempuan yang harus disuntik TT? Kenapa capeng laki ngga?

Searching, searching, dapet lah jawabannya dari sini. Hehe, ni saya comot ya kutipan langsungnya..

“Sebenarnya imunisasi TT perlu dilakukan oleh wanita sebelum menikah terutama untuk ibu hamil, karena Imunisasi TT atau Toksoid Tetanus dapat memberikan kekebalan tubuh pada ibu hamil agar janin terhindar dariTetanus Neonatarum.

Tetanus neonatarum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di sebagian besar Negara berkembang dimana cakupan pelayanan kesehatanantenatal dan imunisasai TT kepada ibu hamil masih rendah. Namun selama 5 tahun terakhir insiden tetanus neonatarumini menurun drastis karena pemberian imunisasi TT ibu hamil.

Sebagian besar bayi yang terkena tetanus biasanya lahir dari ibu yang tidak pernah mendapatkan imunisasi TT dan persalinan yang dilakukan kurang steril. Penyakit ini muncul biasanya disebabkan oleh masuknya spora tetanus melalui punting tali pusat yang dipotong dengan alat yang tidak steril maupun tali pusat yang dibalut dengan pembalut yang tidak steril atau karena diberi ramuan-ramuan yang terkontaminasi oleh spora tetanus.

Imunisasi TT yang pertama bisa dilakukan kapan saja, misalnya sewaktu remaja. Lalu TT2 dilakukan sebulan setelah TT1 (dapat memberikan perlindungan selama tiga tahun). Tahap berikutnya adalah TT3, dilakukan enam bulan setelah TT2 (perlindungan enam tahun), kemudian TT4 diberikan satu tahun setelah TT3 (perlindungan 10 tahun), dan TT5 diberikan setahun setelah TT4 (perlindungan 25 tahun). Untuk ibu hamil minimal harus sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali. Karena imunisasi 1 kali belum dapat memberikan kekebalan pada bayi yang baru lahir terhadap penyakit tetanus, sehingga bayi umur kurang dari 1 bulan bisa terkena tetanus melalui luka tali pusat.

Sangkaan bahwa vaksin TT tak ubahnya alat kontrasepsi terselubung yang membuat perempuan terlambat hamil adalah tidak benar. Vaksin TT bukanlah alat KB terselubung seperti yang diduga oleh banyak orang. Rumor ini sudah beredar sejak lama sekali. Tapi pada kenyataannya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia tetap tinggi sampai sekarang. Logikanya, jika vaksin TT merupakan KB terselubung dari pemerintah, pastilah pertumbuhan penduduk di Indonesia tidak akan secepat ini. Jadi sebaiknya jangan ragu untuk melaksanakan program pemerintah untuk imunisasi TT, demi kesehatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan.”

[Dr. Diyah Ika Murianto] sumber http://www.suaramerdeka.com/

Sempet rada-rada meriang abis disuntik. Tapi bisa jadi itu karena sugesti aja. Yang pasti mah bekas disuntiknya kerasa pegel banget. Heu, heu..

Pokoknya dengan keluarnya surat keterangan telah diimunisasi TT, lengkaplah semua persyaratan administrasi untuk daftar ke KUA. NA punya Aa juga udah nyampe Tasik. Yippiiee.. Alhamdulillah.. Ngurus-ngurus selebihnya mah saya serahkan sama Papap aja.. hihihhihiii... :D

Kamis, 10 Maret 2011

H-30: UNDANGAN DAN SOUVENIR

Ceritanya pengen rada berhemat. Setelah segala urusan gedung, catering, dan lainnya menyita lebih dari setengah total budget, saya sepakat untuk nyari undangan dan souvenir yang harganya bisa di-press..

Berhubung cami saya yang bikin desain undangannya, jadi soal warna, ukuran, dan printilan yang bisa bikin harga bengkak udah diatur-atur supaya tetep low budget-high quality. Bersyukur banget cami saya ngerti soal desain dan percetakan, jadi bisa ngakalin di sana-sini.

Hari Jumat lalu, saya sengaja pulang ke Tasik buat nyari percetakan murah meriah bareng kakak laki-laki saya, Aa Rijal. Kebetulan Arijal ada kenalan yang punya percetakan. Nah, suami si empunya ni sebetulnya kakak kelas saya dan Arijal, sama-sama ikutan Pramuka juga pas SMA dulu. Jadi sangat mungkin bisa nego harga. :D

Saya juga kan udah dibekelin "ilmu" soal percetakan sama cami. Hihihiii.. si empunya sampe rada surprise trus bilang, "Wah, kayaknya Teteh mah udah ngerti banget ya soal percetakan?". Dan saya cuma cengar-cengir trus jawab rada malu-malu seneng gitu, "Bukan saya, Teh. Yang ngerti mah Aa-nya (cami_red). Orang desain juga..." (proud of you, my dear future husband.. :)

Orangnya nawarin harga Rp 5000 untuk desain yang kartu lipat, include plastik, pita, stiker label, kartu ucapan terimakasih, dan souvenir berbentuk mini notes. Desain yang cami saya buat emang ada dua, satu yang kartu lipat, satu lagi yang kartu pake amplop. Desain kedua tuh ide saya, hehehehee, sangat terinspirasi dari undangan nikahan di film Hari Untuk Amanda.. :p

Arijal belum puas dengan harga segitu. Masih penasaran pengen tau harga di percetakan lain. Tapi bentrok sama waktu shalat Jumat, jadi ditunda dulu. Cuma Arijal minta cami saya survei harga percetakan juga di Bandung.

Kebetulan banget, cami ni punya link lumayan banyak di urusan cetak-mencetak. Malamnya, cami nelpon ke Tasik, laporan soal harga yang luar biasa superduper murah. Jadilah setelah rapat bareng Ibu, Papap, Arijal, Wa Ulum, dan Bi Emil, diputuskan nyetak undangan dan beli souvenirnya di Bandung aja. Urusan ini pun akhirnya didelegasikan ke saya dan cami.. :D

Hari Senin saya dan cami deal sama salah satu percetakan di Pagarsih. Setelah tawar-menawar, harganya jadi cuma Rp 2.100 per pieces, tapi kualitas sama dengan yang ditawarkan di percetakan di Tasik. Tapiiiii... ada tapinya lagi ni.. harga itu belum termasuk plastik, pita, stiker label, dan souvenir. Berunding dulu saya sama Arijal via telpon, dan ngitung-ngitung jatohnya berapa harga undangan plus souvenir kalo beli terpisah. Dan ternyata tetep lebih murah di Bandung, sekitar Rp 3.000-an.. Cuma perlu tambahan tenaga aja buat beli souvenir dan masang pita-plastik undangan.. :D

Hari itu juga saya lanjut menyisir daerah Cibadak, pusat souvenir di Bandung. Keluar-masuk toko souvenir. Banyak yang lucu-lucu. Ngiler saya liatnya.. Hahahahaa... Ada sendok-garpu dibungkus lucu-lucu banget, harganya pun okeh. Tapi nggak jadi soalnya si sendok-garpu ni tipiiiiiiiis banget.. Heu..

Trus ada kipas bagus-bagus. Tapi kata cami, itu mah udah biasa. Ada pembuka tutup botol juga, lucuuuuuuuuuuu banget. Sayangnya saya udah kelewat cape kemarin itu, jadi sama sekali nggak inget buat foto-foto souvenir di Cibadak. Heu...

Akhirnya pilihan saya dan cami tertambat pada saputangan batik. Unik, simpel, khas Tasik banget ada batik-batiknya, dan pastinya muraaaaaaahh... huahahahahaa... Apalagi cami ni ternyata jago nawar. Harga yang tadinya rada mahhhaall, bisa jadi sangat murah. Hihihhii.. saya aja kalah lah soal tawar-menawar mah.. :p

Saya beli souvenir 700 pieces, disesuaikan sama jumlah kartu undangan yang emang nyetak 700 buah. Tapi kemarin Ibu nelpon, minta saya nambahin souvenir jadi 1000. Pertimbangannya karena keluarga saya banyak banget, apalagi yang masih kecil-kecil yang pasti pada pengen nyomot souvenir. Daripada nanti tamu-tamu malah ga kebagian, jadi mending beli lebih. Begitu kata beliau. Tapi yaa.. masih dipertimbangkan.. kalo beli 300 lagi bisa dapet harga sama murah kayak pas pertama beli, boleh lah.. tapi kalo ngga, hmm.. mikir, mikir..

Foto souvenir? Menyusul yaaa... soalnya paket souvenir udah saya kirim ke Tasik kemarin, dan saya lupa belum sempet foto.. Hehehehee...

Foto undangan? Nanti kalo udah jadi aja saya pajang di post berikutnya. InsyaAllah Sabtu ini undangannya beres cetak kok... :)

next stop: undangan beres cetak, undangan online??, dan lainnyaaaa...........

H-30: QUICK PROGRESS REPORT

Akhirnya sempet posting lagi. -____-

Buanyaaakk banget yang pengen saya ceritain. Malah jadi bingung harus cerita yang mana dulu.. Hehe.. :p

Sejauh ini persiapan pernikahan saya alhamdulillah lancar. Agak lambat memang, tapi berprogres. Rada mengkeret ngeliat orang-orang kalo nyiapin pernikahan tuh dari berbulan-bulan jauuuuh sebelum hari H. Huhah, huhah, khawatir bin nervous karena pernikahan saya sendiri hanya dipersiapkan kurang lebih 3 bulan sebelum hari H, terhitung sejak lamaran Januari lalu. Bismillah aja deh saya mah, mudah-mudahan semuanya dilancarkan.. Amiin.. :)

Dan demi apa dong, skripsi saya terlupakan begitu aja gara-gara sibuk nyiapin wedday. Malah besok saya dan teman-teman angkatan saya yang belum bikin skripsi dipanggil ke jurusan, huwaa.. disidang ini mah.. Hiks, maaf ya skripsi.. InsyaAllah setelah hari H, saya akan garap kamu serajin petani garap sawah biar bisa cepet panen. Lagian nanti mah ada yang ngawasin ya, sang suami yang napsu banget pengen saya buru-buru nyelesein skripsi dan jadi sarjana.. :))

Hampir 60 % persiapan pernikahan saya ditangani Bu Dessy. Pokoknya kecuali catering, tenda, kursi, undangan, dan souvenir. Selebihnya Bu Dessy yang pegang. Saya dan keluarga mah terima jadi. Hehe..

Oh iya, kebaya resepsi dan bustier saya udah selesai dijahit, yaaaayyy... sekarang lagi dipasang payet.. Deg-degan bersemangat.. >_<

Tapi kebaya akad malah saya belum liat sama sekali. Hiks.. *cateeeet, harus segera konfirm ke Bu Dessy*

Soal catering pas acara resepsi di graha juga saya nggak ikutan sibuk. Semua urusan makanan langsung dipegang sama Ibu dan Bi Emil. Termasuk soal konsumsi buat keluarga besar yang bakal numplek-plek di rumah Tasik menjelang hari H, atahan buat mulang tetangga-tetangga yang ngembohan ke rumah, dan paket buat mulang keluarga para besan. Yang saya tau, untuk di graha nanti, kita pakai catering-nya H.Oman, sementara sisanya kita mengerahkan pasukan di rumah buat masak sendiri.

Kata Bi Enti (adik Ibu), catering H.Oman ni udah kepake nggak cuma di Tasik, tapi juga di Bandung. Saya nggak ngerti-ngerti banget sih. Nggak pake acara food testing segala. Soalnya pas nikahan Bi Gilang (adik bungsu Ibu), kita juga pake catering H.Oman. Terus sepertinya Bi Enti dan Bi Emil juga udah sering langganan catering ini. Jadi ya saya mah percaya aja.. Hihi, selera Bi Enti dan Bi Emil biasanya okeh punya kok.. :D

Bi Enti dan Teteh juga minggu kemarin belanja kain buat seragam keluarga. Ahiiyy.. Senengnyaa.. Padahal Bi Enti pasti lagi sibuk nyiapin keberangkatan umroh keluarganya. Senin ato Selasa depan kalo nggak salah berangkatnya. Tapi Bi Enti mau lho ke Tasik dulu dan rembukan soal model seragam para bibi. Barakalloh ya Bi Enti... :D

kain buat bawahan seragam para bibi
kain buat atasan dan kerudung para bibi
rencananya, kain-kain tadi bakal dibikin model gini.
Ini hasil rembukan Bi Enti, Ibu, dkk di Tasik. Saya mah nggak ikutan, heu..
yang ini kain buat seragam Teteh sama Mba Fika, buat saya juga sih (aseeekk, dapet jatah..)
punya saya dan Teteh dibikin kebaya, kalo punya Mba dibikin gamis.
Para uwa dan bibi dari keluarga Kopo juga bikin seragam lho. Katanya mau pada bikin kebaya warna hijau, biar senada sama baju resepsi saya dan dekorasi graha nanti. Terus dari keluarga besar Papap juga sepertinya udah siap-siap kebaya-an. Kemarin ber-sms ria sama sepupu saya, De Gina, soal seragam keluarga di sana. Katanya kalo sepupu-sepupu mah pake kebaya hijau muda. Tapi untuk uwa dan bibi-bibi mah belum tau. Minggu kemarin De Gina juga nyempetin ke Tasik lhoooo, silaturahim mewakili keluarga Cimahi. Senengnyaaa... Makasih ya De.. :D

Gitu aja kali ya.. Haha, namanya juga laporan singkat (singkat gitu?? :p). Cerita detail plus foto-fotonya mah nanti aja, kalo udah jadi seragamnya, termasuk seragam pagar ayu, pagar bagus, dan orangtua-besan.

next stop: treatment capeng, surat-surat nikah dan KUA, seragam pagar ayu-pagar bagus, seragam ortu-besan, fitting pakaian pengantin, prawed, souvenir, undangan cetak.... wew, masih banyak yang belum ternyata.. wait yaa.. :p

Senin, 07 Maret 2011

"I HEART WISMA SHINTA"

Baru ngeh kalo blog saya jadi kayak blog-blog review kawinan. Hahahahaa... nggak maksud gitu kok, cuma kegiatan saya belakangan ini emang nggak jauh-jauh dari persiapan wedday. Jadi yaaa, ehhehhe.. harap maklum.. :p

Eniwei, lima minggu menjelang hari H nih. Ada satu hal yang bikin saya sedih, hiks, hiks.. Saya belom pengen pensiun jadi anak kosaaaan.... Huwaaaa... masih sayang banget sama Wisma Shinta, masih betah di kamar saya yang cuma sekotak itu, masih pengen ketawa-ketiwi dan galau-galauan bareng Shinta'ers.. :((

Gilaaak! Hampir lima tahun saya jadi anak rantau. Bener kata ayah Linda Christanty yang ditulis di awal-awal buku Dari Jawa Menuju Aceh. "Sekali meninggalkan rumah, selamanya tak akan pernah kembali pulang". Dan sekarang terbukti kata-kata beliau terjadi pada diri saya.

Semester pertama saya ngikut tinggal di rumah sodara, trus dari semester dua sampai empat saya masuk asrama. Baru deh semester lima saya resmi jadi anggota keluarga Shinta. Masih cupu dan pemalu. Bhahahaa.. untung penghuni Shinta lainnya pada gilak dan heboh. Jadi nggak perlu waktu lama buat saya ketularan virus gilak.. :))

Tiga tahun lah saya di Shinta. Penghuninya udah ganti-ganti. Cuma beberapa orang dari angkatan saya yang masih bertahan di sini. Tapi penghuni barunya pun teuteup, gilaaak!! Hahahaa..

Cerita tentang Shinta'ers mah nanti aja nyusul.. Sekarang saya cuma pengen ngasih liat wujud kamar yang jadi sarang saya beberapa tahun terakhir ini. Hiks, yang bakal saya tinggalkan hanya dalam hitungan minggu lagi.. *mulai minggu depan rencananya udah nyicil pindahan, satu-satu diangkut ke rumah Aa.. :'(

si kamar dan printilannya
(klik gambar untuk lihat lebih jelas..:)
karena kamarnya mojok, saya dapet teras yang lumayan gede. Hehehehee..
dan di sanalah sepatu-sepatu plus ember cucian saya bertengger.. :p
ini meja belajar dikasih sama teteh kosan.
nggak pernah difungsikan sebagaimana mestinya sih (baca: dipake belajar),
tapi penuh banget isinya. mulai dari buku, make up, timbangan badan, koper, tas-tas,
perkakas makan, sampe makanannya juga..
kalo lemari ini saya bawa sendiri.
hadiah dari Ami dan Abi pas semester satu, waktu saya tinggal di rumah mereka.
kalo toples-toples kaca di atas lemari, nah itu koleksi kerang saya... hehehee..
sahabat setia saya selama di kosan, namanya Miss Kompi.. hehehehe..
dia ini hadiah juga, dari Papap dan Ibu.
sebelumnya sempet pake laptop. tapi karna saya pengen serius belajar ngedit film,
saya minta tukar jadi komputer.
Huhah, huhah, mulai packing.. >_<

Sabtu, 05 Maret 2011

PERNIKAHAN ADALAH...

Pernikahan adalah kebahagiaan untuk kedua mempelai.

Ya dan tidak.

Ya, karena pernikahan memang tentang bagaimana membahagiakan kedua mempelai.

Tidak, karena pernikahan juga ternyata tentang bagaimana membahagiakan semua orang yang menyayangi kedua mempelai.

gambar diambil dari sini

Calon suami dan orang tua berada di jajaran pertama orang-orang yang wajib saya bahagiakan. Yang saya maksud "orang tua" tentu bukan hanya Ibu-Papap saya, melainkan juga Mamah-Bapak Kopo yang soon will be my parents-in-law. Khusus untuk kasus saya, orang tua juga berarti nenek-nenek, dan kakak-kakak saya.

Mamah Haji, karena saya sejak kecil diurus dan dibesarkan oleh beliau. Mumus dan Emah, karena saya selama ini belum bisa jadi cucu yang berbakti, maka itu untuk satu kali ini saja, saya ingin membahagiakan mereka berdua.

Dan kakak-kakak saya. Karena bagi saya, apa yang mereka bertiga berikan untuk saya tuh sangat jauh, jauuuuhhh lebih besar dari yang mungkin diberikan oleh kakak-kakak yang lain ke adik-adik mereka. I'm really grateful to have Teteh Nisa, Aa Rijal, and Mba Fika.

Every family has their own problems.

Tidaaak.. Saya tidak sedang membandingkan, mengeluhkan, atau menyesalkan kondisi keluarga saya yang agak berbeda dari kebanyakan keluarga lain. Hanya saja belakangan ini saya banyak tercenung *duileeehh, hehe*

Ehem, seriusan ini mah. Saya berkali-kali kaget dan terheran-heran sendiri melihat betapa banyak orang-orang yang menyayangi dan ingin membahagiakan saya. Dan masing-masing punya cara yang berbeda dalam mengungkapkan rasa sayang mereka pada saya, dan pastinya pada Aa juga, kan kita nantinya bakal sepaket. Membahagiakan saya akan sama artinya dengan membahagiakan Aa.. :D

Alhamdulillah, keluarga saya luar biasa perhatian sama saya, padahal saya ni orangnya mbandel dan banyak ngeyelnya, hehehhee..

Saya kadang seringnya bingung, gimana ya cara yang tepat buat menunjukkan rasa terima kasih saya sama mereka? Pertama, saya malu. Kedua, saya kaku. Ketiga, suka gengsian. *beeuuh, yang terakhir ini nih yang selalu bikin saya gregetan. Opiiii, opii, jadi orang kok gengsian? Ck, ck, ckk... (geleng2 kepala)

Akhirnya saya putuskan untuk merapel ungkapan terima kasih saya dalam satu cara, yaitu membahagiakan mereka lewat hari pernikahan saya. Simpel sebetulnya. Caranya yaa, saya merangkum semua harapan mereka tentang bagaimana pernikahan saya seharusnya diselenggarakan.

Tapi begitu pun ternyata malah jadi rumit. Karena keinginan dan harapan mereka kadang bentrokan satu sama lain. Plus jalur komunikasi yang suka macet. Hohohoo.. yang plus itu mah salah saya, nggak pandai menyampaikan pesan. Mungkin itu sebabnya saya kuliah di Ilmu Komunikasi, karena saya butuh pencerahan tentang cara berkomunikasi yang baik dan efektif.. :D

Seandainya ada tim behind the scene (BTS) nih, adegan saya lagi nangis-nangis karena ngerasa banyak mengecewakan keluarga terkait nikahan ni harusnya direkam. Supaya saya nggak perlu lagi menjelaskan, menceritakan, bahwa saya ingin semua orang bahagia di hari pernikahan saya. Mati kutu saya kalo disuruh ngomong mah. Ni kata-kata nyangkut di ujung lidah. Dialog yang udah tersusun rapi di kepala saya susssaaah banget dikeluarin. Bener kali ya kata Ibu, saya lebih jago nulis ketimbang ngomong. Errrrr...

Saya betul-betul berharap pernikahan saya membawa kebahagiaan untuk semua orang yang saya sayangi dan menyayangi saya. Dengan kata-kata, sikap, perbuatan, apapun caranya, saya ingin berusaha lebih baik lagi untuk membahagiakan mereka. Kapan lagi coba, ada kesempatan sebesar ini untuk merangkul hati semua anggota keluarga saya? :)

*hosh, hosh, curhatnya kepanjangan dah.. hehehehee..

Intinya adalah, acara pernikahan bukan lembaga yang egois. Baik pengantin maupun keluarga adalah pemeran utama yang sama-sama penting. Tok, tok, tok.. *ketok palu.. :D

Senin, 28 Februari 2011

H-40: A LA SUNDA, KLIK!!

Selama ini saya nggak pernah memperhatikan upacara adat Sunda pas nikahan. Heu, dulu saya malas mengikuti rangkaian upacara adat. Apalagi saya juga nggak terlalu fasih berbahasa Sunda. Padahal si pembawa acara pasti pake bahasa Sunda, lagu yang dipakai juga lagu Sunda, pokoknya semua serba Sunda. Iyalah ya, namanya juga upacara adat Sunda.. :D

Makanya pas kemarin Bu Dessy, Mamah Kopo, Ibu, dan Bi Em ngobrol soal rangkaian upacara adat untuk nikahan saya, saya banyakan mangap. Haha. Nggak bisa nangkep isi obrolan mereka. Padahal saya menjabat sebagai juru tulis, buat nyatet hasil obral-obrol mereka.

Ibu yang tau banget kalo saya dodol soal begituan langsung minta Bi Em gantiin saya jadi juru tulis. Nggak mau doong kalo "jabatan" saya yang cuma segitunya aja sampe dicabut? Hahahahaa.. jadilah saya berkonsentrasi penuh merhatiin setiap detail yang kemarin dibicarakan.

Ini dia hasil catatan saya::

MAPAG CALON PANGANTEN
Pas capeng laki-laki datang, ada upacara penyambutan gitu oleh keluarga pihak perempuan. Nanti ibu capeng perempuan ngabageakeun secara simbolik dengan mengalungkan untaian melati ke capeng laki2. Biasanya ada gunting pita juga. Tapi kayaknya kami skip aja soal pita mah..^^

SEREN SUMEREN CAPANG
Di sini, ada sambutan dulu dari pembawa acara. Trus perwakilan dari keluarga laki-laki (yang udah ditunjuk sebelumnya), berpidato untuk "menyerahkan" si capeng laki2 ini ke keluarga perempuan. Dari keluarga perempuan juga ada perwakilan yang "menerima" capeng laki2.

SESERAHAN
Adat aslinya, seserahan tuh dikasih ke keluarga perempuan 3-7 hari sebelum pernikahan. Tapi tergantung kebiasaan keluarga juga. Kalo di keluarga saya dan Aa, seserahan dibawa pas hari H, sebagai simbol "penyerahan" capeng laki-laki. Dan sebagai simbol "penerimaan", keluarga perempuan juga ngasih bingkisan, biasanya disebut penjemput pengantin pria.

AKAD NIKAH
Heu, heu.. ini bagian paling mendebarkan. Dan paling penting.
Biasanya acara akad diserahkan sama utusan dari KUA.
Di sini nih, baru lah saya, si capeng perempuan, menampakkan diri. Jadi di acara sebelum2nya, saya masih disembunyiin.. Jreng, jreeeeng... :))

SUNGKEMAN
Udah sah jadi suami-istri. Alhamdulillaaah.. :p
Sungkeman ini maksudnya kedua mempelai minta doa restu dari kedua orang tua masing-masing.
Selain ortu, biasanya mempelai juga sungkem sama kakek-nenek.
foto diambil dari sini

SAWERAN
Kedua mempelai diberi wejangan melalui pantun yang dinyanyikan, sambil di sawer dengan uang logam, beras, irisan kunyit, dan permen oleh kedua orang tua. Tapi pas nikahan saya nanti, sawerannya hanya uang logam dan mungkin ditambah permen aja.. :)
foto diambil dari sini

HUAP LINGKUNG
Kedua mempelai disuapi nasi punar (nasi ketan kuning) oleh orang tua masing-masing sebagai tanda bahwa setelah berkeluarga mereka harus bisa mandiri. Lalu kedua mempelai juga saling menyuapi.
Terakhir, mempelai saling menarik bakakak ayam (ayam bakar utuh).
Yang dapet potongan paling gede, katanya, bakal dapet rezeki banyak. Amiin..
foto diambil dari sini
foto diambil dari sini

PENYAMBUTAN OLEH LENGSER
Nah yang ini juga fleksibel. Penyambutan oleh lengser ini ada yang dilakukan pas mapag capeng laki-laki, ada juga yang setelah selesai akad.
Rencananya, lengser ni baru muncul setelah saya dan Aa ganti baju pake baju resepsi. Jadi begitu masuk lagi ke graha, kami disambut lengser, tari merak, dan musik gamelan. :D
foto diambil dari sini
foto diambil dari sini
Upacara adat untuk nikahan saya dan Aa emang nggak lengkap. Pertimbangannya soal waktu juga. Khawatir nggak sempat untuk acara-acara yang lain.. :)

Malah tadinya saya nggak mau pake upacara adat segala. Yang penting akad dan resepsi. Tapi pas saya bilang gitu, langsung diprotes sama Ibu dan Mamah Haji (nenek saya). Kata mereka, upacara adat mesti tetep ada. Nggak lengkap nggak apa-apa, cukup sebagian aja yang dianggap cukup mewakili makna upacara adat. 

Tapi kalo bloggers penasaran pengen nyari rangkaian upacara adat Sunda yang lengkap, bisa ni baca-baca di sinisini, atau di sini. Atau bisa buka wikipedia... :D :D :D

next stop: undangan fix, wedding song list, prawed, dan maaaaaasih banyak lagih....